Ia bukan hanya dikenal sebagai seorang pelukis, tetapi ia juga dikenal sebagai pejuang, pemikir dan organisatoris. Di kalangan rekan-rekannya, ia dikenal sebagai pelukis yang konsisten dengan suara panggilan nuraninya, meskipun pada waktu ada “boom” seni lukis, ia tidak bergeming dalam memilih apa yang sudah dipilihnya.
Ia dibesarkan dari keluarga mapan. Ayahnya, Hoesen Adimihardja asal Purwakarta adalah seorang pegawai negeri yang bekerja pada jawatan pengairan. Awal mula ia menyukai dunia seni lukis adalah saat ia bersekolah di HIS (
Seperti anak-anak lainnya, saat ia belum merasa tertarik untuk menekuni seni lukis. Apa yang dilakukannya hanya karena ada pelajaran menggambar. Tetapi lama-kelamaan, ia mulai tergerak ketika ia melongok di Keimin Bunka Sidhoso sebuah lembaga kesenian yang didirikan oleh pemerintah Jepang. Ia mulai tertarik dan ikut bergabung, pada waktu itu usianya baru 15 tahun.
Di tempat itu, ia mulai merasakan ada sesuatu yang perlu dan patut dikembangkan. Ia mulai berpikir untuk terjun ke dunia seni lukis. Abas Alibasyah lalu bergaul dengan pelukis lainnya seperti Hendra Gunawan, Barli Sasmitawinata dan Affandi. Mereka banyak memberi pengaruh terhadap dirinya. Dari sanalah kemudian Abas mulai menetapkan langkahnya menjadi seorang pelukis.
Bukit-Bukit Harapan (100 X 180 cm) | Setelah Jepang kalah perang tahun 1945. Ia tidak hanya berdiam dan menekuni dunia lukis saja. Keaktifannya di |
Sepak terjangnya di SMA BOPKRI membuatnya lebih bersemangat dalam menentukan pilihan hidupnya dalam dunia seni lukis.Karena situasi pada waktu masih dalam kondisi perang, ia banyak membuat sketsa-sketsa revolusi atau kejuangan yang dapat mengalahkan penjajah. Disitulah Abbas mulai tertarik dan bergabung di sanggar Pelukis Rakyat bersama Hendra Gunawan dan Affandi di Yogyakarta
Begitu banyak jabatan yang pernah dipikulnya, dan banyak pula penghargaan yang diraihnya, termasuk pameran lukisan diberbagai belahan dunia sudah pernah dilakoninya. Penghargaan seni yang pernah diraihnya adalah Anugerah Seni dari pemerintah tahun 80-an, penghargaan dari DKJ, penghargaan Lempad Prize dari Yayasan Lempad Bali, Cultural Award Scheme dari pemerintah Australia dan Satya Lencana Kebudayaan dari pemerintah RI. Hingga kini Abas Alibasyah tak pernah berhenti bekerja dan berkarya.
Abas Alibasyah saat ini tinggal di
Courtesy of tamanismailmarzuki
0 C0Mm3nTs:
Posting Komentar