Oh Dios, Deje que su feliz toda la creación, todas las personas que amo, mis hermanos, mis amigos, y no te olvides de mis padres.

on Selasa, 31 Agustus 2010 | 0 C0Mm3nTs

 Dalam pergaulan, Oesman Effendi sangat dikenal diantara rekan-rekan seniman sebagai tokoh yang kontroversial pandangannya mengenai kebudayaan pada umumnya, dan senirupa Indonesia pada khususnya.  

Pandangan serta pernyataannya yang berani, tentang keberadaan seni lukis Indonesia yang menurutnya tidak ada atau belum ada, dilontarkan pada tahun 1970, pada suatu diskusi terbatas di sebuah lembaga kebudayaan asing (Amerika Serikat), di Jakarta. Pernyataan Oesman Effendi itu menimbulkan berbagai reaksi pada kelompok budayawan maupun seniman yang merasa tersinggung, seakan-akan seluruh perjuangan seni yang selama itu mereka lakukan diabaikan begitu saja. Sikap Oesman Effendi yang kontroversial mengenai kesenian ini tidak berubah sampai akhir hayatnya.  

Oesman Effendi lahir di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 28 Desember 1919, belajar melukis secara otodidak. Pernah memenangkan lomba mencipta lambang/logo perpustakaan EXLIBRIS untuk Bataviasche Kunstring pada tahun 1938, mencipta logo BMKN (Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional) tahun 1950, logo Dewan Kesenian Jakarta dan Pusat Kesenian Jakarta dan merupakan salah seorang pendiri Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki dan mesjid Amir Hamzah dikompleks Taman Ismail Marzuki

 

 Pernah menjadi dosen Akademi Seni Rupa LPKJ (IKJ) hingga tahun 1972. Sejak itu ia menetap di Kota Gadang Bukit Tinggi. Karya-karya masterpiece Oesman Effendi adalah karya hitam-putih yang dalam bentuk kumpulan karya hitam putih. Aliran lukisannya abstrak konstruktif. Kecenderungan/trend lukisan sekarang yang sedang tumbuh adalah mengacu kepada seni rupa universal, dimana bahasa visual menjadi tuntutan bagi seluruh seni-rupawan untuk mengembangkan nilai-nilai tradisional/etnis kepada nilai international/universal.  

Oesman Effendi wafat pada tanggal 28 Maret 1985 karena menderita penyakit kanker hati dan dimakamkan di pemakaman Karet Jakarta.



Courtesy of tamanismailmarzuki

Blogged with the Flock Browser

Related Posts by Categories



0 C0Mm3nTs:

Posting Komentar