Konser dakwah “perjalanan spiritual”
Iwan Fals diawali dengan lantunan pujian dan ceramah bertema “pesantren bukanlah sarang teroris” oleh DR. Al Zastrouw kemudian disusul oleh tembang “sore tugu pancoran” yang mengisahkan perjuangan si Budi kecil dalam mengarungi kerasnya kehidupan di kota Jakarta yang mana pesan moral yang tersirat dalam syair lagu ini adalah jauhnya jurang pemisah antara si miskin dan si kaya di Indonesia sontak membuat penonton terkesima karena aransemennya yang sedikit berbeda dari biasanya. Kombinasi alat musik modern dan alat musik tradisional Ki Ageng Ganjur berpadu sempurna dan sedikit merubah nuansa balada Iwan Fals menjadi lebih ke nuansa Islami. Sang maestro juga sempat memperkenalkan lagu anyarnya yang berjudul “pondokku” yang menceritakan kedamaian hati di lingkungan pesantren setelah menyanyikan lagu “ujung aspal pondok gede” dan dilanjutkan ajakan Iwan Fals untuk menanam pohon kehidupan melalui lagu “tanam siram tanam”. Begitu seterusnya pada konser kali ini nampak benar-benar lebih hidup karena penonton acap kali dibuat tertawa terbahak-bahak oleh guyonan Iwan Fals dan DR. Al Zastrouw, salah satunya saat penonton meneriakkan Bento…!!! Bento…!!! Bento…!!!, sang maestro justru menjawab dengan enteng “Bentonya lagi mondok”.
Hal di atas hanya gambaran singkat bagaimana konser “perjalanan spiritual” Iwan Fals yang berjalan dengan damai di pondok pesantren Darussalam. Penonton akhirnya pulang dengan tertib setelah lagu “Bongkar” dinyanyikan sebagai lagu penutup.
0 C0Mm3nTs:
Posting Komentar